Reformasirakyatindonesia.com - Jakarta - Tragedi mewarnai aksi unjuk rasa di Jakarta, Kamis (28/8/2025), ketika seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan tewas setelah dilindas kendaraan taktis milik Korps Brimob Polri. Peristiwa nahas tersebut terjadi di tengah situasi ricuh yang melibatkan aparat dan massa aksi, dan langsung memicu kemarahan publik di berbagai platform media sosial.
Tagar #PolisiPembunuhRakyat dengan cepat menjadi trending topic di platform X (dulu Twitter), diiringi seruan ACAB — akronim dari “All Cops Are Bastards” — sebagai bentuk protes terhadap kekerasan yang dilakukan aparat. Ungkapan ini kerap digunakan di berbagai negara untuk mengkritik penyalahgunaan kekuasaan oleh kepolisian, dan kini digaungkan secara luas di Indonesia.
Menanggapi insiden tersebut, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan permohonan maaf langsung kepada keluarga korban saat mendatangi RSCM. “Tentunya saya minta maaf kepada seluruh keluarga besar ojol dan juga masyarakat atas musibah dan peristiwa yang terjadi,” ujar Kapolri kepada wartawan. Ia juga berjanji akan mengusut tuntas kejadian ini melalui investigasi internal.
Istilah ACAB sendiri bukan hal baru dalam gerakan sosial. Berakar dari Inggris pada 1940-an dan populer di kalangan subkultur punk sejak 1970-an, frasa ini menyimbolkan perlawanan terhadap otoritas yang dianggap represif. Selain ACAB, angka “1312” yang merujuk pada susunan huruf dalam akronim tersebut juga muncul sebagai simbol perlawanan dalam seni jalanan maupun demonstrasi.
Hingga kini, belum ada kejelasan tentang siapa yang bertanggung jawab langsung atas kematian Affan. Desakan agar polisi dibuka terhadap publik dan menjamin transparansi penyelidikan terus bermunculan. Di tengah kemarahan dan duka, publik menuntut satu hal yang pasti: keadilan bagi Affan Kurniawan.
Red.DM
Posting Komentar untuk "Pengemudi Ojek Online Tewas Dilindas Kendaraan Brimob, Tagar #PolisiPembunuhRakyat Menggema"