Wilayah-wilayah seperti Sungai Bambu, Warakas, dan Kebon Bawang menjadi titik konsentrasi warga yang bersiaga menghadapi potensi meluasnya kerusuhan. Warga setempat bersama elemen masyarakat segera menutup akses masuk ke permukiman mereka dengan portal darurat, sebagai langkah antisipatif terhadap kemungkinan aksi penjarahan.
Menurut keterangan warga, aksi massa berlangsung cukup menegangkan, dan menyebabkan sejumlah orang mengalami luka ringan akibat bentrokan. Yang mengejutkan, di antara massa yang terlibat, terdapat pula anak-anak sekolah, yang menimbulkan keprihatinan di tengah masyarakat.
Aparat kepolisian yang dibantu petugas keamanan lainnya bergerak cepat untuk mengendalikan situasi. Hingga Minggu pagi (31/8), kondisi di sekitar lokasi kericuhan sudah terpantau kondusif. Petugas masih melakukan penjagaan ketat di area Polres Jakarta Utara guna mencegah kemungkinan kerusuhan susulan.
Sisa-sisa kerusuhan seperti bekas pembakaran, batu berserakan, dan puing-puing masih terlihat di beberapa sudut jalan. Meski situasi telah mereda, warga dihimbau untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan bersama-sama menjaga keamanan lingkungan masing-masing.
Pihak kepolisian saat ini masih menyelidiki motif serta pihak-pihak yang diduga menjadi pemicu kericuhan. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi mengenai jumlah korban maupun kerugian yang ditimbulkan. Masyarakat diminta untuk tidak terprovokasi dan menunggu informasi resmi dari pihak berwenang.
Rep. DM
Posting Komentar untuk "Kericuhan Pecah di Polres Jakarta Utara Pada 31 Agustus 2025, Warga Antisipasi Penjarahan"