Prabowo: Hasan Nasbi Teledor Soal Ucapan Teror Kepala Babi ke Tempo


 Reformasirakyatindonesia.com - Jakarta | Presiden Prabowo Subianto mengakui bahwa pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, terkait teror kepala babi ke kantor Tempo adalah sebuah kesalahan. Dalam sebuah wawancara dengan tujuh pemimpin redaksi dan jurnalis senior di Sentul, Jawa Barat, pada 6 April 2025, Prabowo menyatakan bahwa ucapan Hasan tersebut tidak tepat. Ia menegaskan bahwa pernyataan itu teledor dan keliru, serta ia meyakini bahwa Hasan Nasbi merasa menyesal atas kata-katanya tersebut.

Prabowo menjelaskan bahwa kesalahan tersebut terjadi karena banyak pejabat baru di pemerintahan yang belum sepenuhnya menyesuaikan diri dengan komunikasi publik. Ia menambahkan bahwa sebagian besar dari mereka memiliki latar belakang yang berbeda, seperti perencana atau akademisi, yang mungkin belum terbiasa dengan sorotan media yang intens di dunia pemerintahan. "Kadang-kadang orang yang dari dunia perencana atau dunia survei, atau akademis, muncul di panggung publik kurang cepat menyesuaikan," ungkap Prabowo.

Pertemuan yang dihadiri oleh Prabowo dan enam pemimpin media pada 6 April 2025 berlangsung selama 3,5 jam dan membahas berbagai isu penting, termasuk teror yang menimpa Tempo. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo juga mengungkapkan bahwa ia memahami ketidaknyamanan yang muncul akibat pernyataan kontroversial dari Hasan Nasbi. Najwa Shihab, yang juga hadir dalam wawancara tersebut, memberikan izin bagi Tempo untuk mengutip pernyataan Prabowo, yang secara tegas mengoreksi ucapan Hasan Nasbi yang dianggap tidak sensitif.

Pada pertengahan Maret 2025, Tempo menerima serangkaian teror, termasuk kiriman kepala babi tanpa telinga dan bingkisan berisi tikus mati. Jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana, yang menjadi sasaran teror ini, juga mengalami kejahatan digital berupa doks-ing terhadap dirinya. Setri Yasra, Pemimpin Redaksi Tempo, menyatakan bahwa teror tersebut merupakan upaya untuk mengintimidasi jurnalis dan kebebasan pers. Meski demikian, ia menegaskan bahwa pihak Tempo tidak akan gentar dengan ancaman tersebut dan telah melaporkan kejadian ini ke Mabes Polri.

Pernyataan yang lebih kontroversial datang dari Kepala Kantor Kepresidenan Hasan Nasbi. Ketika ditanya mengenai teror yang diterima oleh Tempo, ia justru menyarankan agar kepala babi yang dikirim kepada jurnalis Tempo dimasak saja. Hasan menganggap pernyataan Cica di media sosial yang meminta daging babi sebagai lelucon dan menilai bahwa insiden ini tidak perlu dibesar-besarkan jika korban tidak merasa terancam. Pernyataan ini menuai kecaman karena dianggap meremehkan ancaman terhadap kebebasan pers dan keselamatan jurnalis.

Dalam menghadapi kejadian tersebut, Tempo tetap teguh pada komitmennya untuk melawan segala bentuk ancaman terhadap kebebasan pers. Meski mendapat tekanan, redaksi Tempo bertekad untuk terus melakukan kerja jurnalistik yang independen dan berani, tanpa terpengaruh oleh intimidasi atau ancaman dari pihak manapun.

Red.

Posting Komentar untuk "Prabowo: Hasan Nasbi Teledor Soal Ucapan Teror Kepala Babi ke Tempo"